Sahabat ღ Selamanya

_______________________[ Subscribe to Sahabat ღ Selamanya by Email ]________________________

Cinta Anugrah Terindah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Tiada salah bilamana kita mengantungkan Cinta / Cita
Setinggi bintang dilangit.

Sebab cinta itu... Harapan setiap Jiwa
Dan cita' itu....... Impian menuju bahagia..

Kita pernah membahas bagaimana Jatuh Cinta
Tidak menjatuhkan seseorang pada titik kerendahan
Melainkan membumbungkan dua insan pada puncak ketinggian.

Cinta juga dapat diibaratkan Gemerlab bintang
Dimana ia hanya akan tampak diwaktu malam
Dan sirna diwaktu Teriknya siang..

Artinya cinta tidak dapat dilihat oleh pandangan Bola mata.
Karna cinta bukanlah satu objek yang dapat dijelaskan oleh logika
Tetapi cinta Tentulah dapat di proyeksikan melalui Cita
{keinginan satu pencapaian.}
Dan hanya mereka" yang membuka mata bhatinnya.
Dapat melihat Cinta'..

Pejamkanlah Mata seorang Yang dilanda Rasa Cinta
Lalu tanyakanlah padanya..
Gerangan syirat apa yang dilihatnya ?
Tentu" Ia akan menjawab Dengan senyuman
Dan Berkata sunguh Cantik puja'an hatinya..

Begitu banyak yang pandai berkata cinta.
Tetapi ranum tuk memahami arti dari penghayatannya..
Keutama'an mencintai Allah Swt. itu dalam bentuk Amal.
Yaitu mencintai sesuatu yang ia perintahkan 
Terutama untuk diri sendiri.
Sebab mereka yang menegak-kan kewajiban itu...
Bukan untuk sang pencipta Allah Swt.
Melainkan bekal kita sebagai mahluk yang dicipta.
Bagaimana mungkin kita katakan buah ini Manis.
Bila tidak turut merasakannya

Artinya apapun bentuk penghayatan cinta itu..
Utamakan untuk diri sendiri terdahulu dengan begitu kita akan faham
dan memahami arti kebutuhan sebagai mahluk
Barulah kita mengamalkan dalam bentuk pengamalan.
Yakni mencintai seseorang karna perintah Allah.

Hal ini tentu berlaku baik untuk kaum wanita maupun pria.
meskipun cita membedakan prihal selera
Untuk itu pandai pandailah menjaga risalah hati

Bagi kaum Pria perhatikan bidak tanahmu
Tanamlah benih cinta kasihmu dilahan nan subur.

Untuk wanita. ingatlah akan tangung jawab sang tangkai (Suami)
Ialah yang menopang setiap kelopak indahmu, amanahlah selalu
Seperti tangkai tak pernah meninggalkan tangung jawabnya Terhadap bunga
meskipun tiada kelopak yang bersisa
Di dahannya. Ia rela mengering hingga sirna


Dalam Islam, cinta merupakan masalah utama dalam kehidupan dunia dan akhirat. Ini karena Islam sendiri merupakan agama yang berasaskan cinta. Rasullulah SAW bersabda Tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang maka ia akan mendapat manisnya iman, yakni: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain; mencintai seseorang hanya karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Bukhari dan Muslim).

Cinta dan keimanan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Cinta yang dilandasi iman akan membawa seseorang kepada kemuliaan sebaliknya cinta yang tidak dilandasi iman akan menjatuhkan seseorang ke jurang kehinaan (syahwat). Cinta dan keimanan laksana dua sayap burung. Imam Hasan Al Banna mengatakan bahwa dengan dua sayap inilah Islam diterbangkan setinggi-tingginya ke langit kemuliaan. Karena, bila iman tanpa cinta akan pincang, dan cinta tanpa iman akan jatuh ke jurang kehinaan. Selain itu iman tidak akan terasa lezat tanpa cinta dan sebaliknya cinta pun tidak lezat tanpa iman. Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW: Barang siapa ingin memperoleh kelezatan iman, hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah SWT. (HR. Imam Ahmad, dari Abu Hurairah).

Rasulullah SAW mengajarkan kepada kaum Muslimin tentang keutamaan mencintai Allah dan dirinya, “ Katakanlah, jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (QS.Ali Imran:31). Cinta merupakan pondasi sekaligus sebagai motivator seseorang bekerja dengan maksimal. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik amal adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.” (HR.Abu Dawud). Pecinta sejati, adalah seseorang yang jika berbicara karena Allah. Jika ia diam, juga karena Allah. Jika ia bergerak karena Allah dan diamnya karena mengharap pertolongan Allah.

Cinta adalah fitrah yang diberikan Allah untuk semua makhluk guna mempertahankan eksistensinya. Cinta kita terhadap sesama manusia adalah karunia yang diberikan Allah, yang dengan dasar cinta itu, antara lain, kita membina keluarga/menikah, kemudian melahirkan generasi penerus kita, semua itu adalah karunia dan nikmat yang Allah berikan untuk kita. Allah SWT berfirman: ”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS. Ar-Ruum: 21).

Suatu keistimewaan bagi orang-orang yang diberi kepercayaan untuk berbicara tentang cinta, tapi bagi saya pribadi yang sedang belajar memahami hakikat cinta merupakan pelajaran hidup sekaligus cambuk pemicu untuk sentiasa berbenah. Cinta adalah lukisan abadi dalam kanvas kesadaran manusia yang mampu merajut semua emosi dalam berbagai peristiwa kehidupannya, begitu agung tapi juga terlalu rumit. Kerumitan yang ada didalamnya memiliki daya tarik tersembunyi dan pengaruhnya begitu dahsyat dalam kehidupan manusia. Demikianlah cinta. Ia ditakdirkan jadi makna paling santun yang menyimpan kekuatan besar pada diri setiap manusia. Cinta memiliki daya tarik yang luar biasa. Ia mampu membuat manusia terhanyut dan tenggelam karenanya. Ia mengubah amarah menjadi ramah, penjara menjadi istana, sedih jadi bahagia begitupun sebaliknya

Cinta itu seperti kupu-kupu, semakin dikejar, semakin lari, tapi kalau dibiarkan terbang, dia akan datang pada saatnya. Cinta dapat membuat kita bahagia tapi kadang juga membuat sedih. Cinta akan berharga kalau diberikan kepada seseorang yang menghargainya. Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang sempurna bagi seseorang, atau menemukan orang yang sempurna, karena tidak ada manusia yg sempurna, justru cinta menjadi indah dan bermakna, apabila kita dapat mengisi dan memaklumi serta menerima kekurangan orang yang kita cintai, saling menghargai dan saling memahami

Cinta merupakan anugrah Allah yang diberikan kepada setiap insan bernyawa. Ia ada pada orang dewasa, remaja dan juga pada anak kecil yang hanya mampu menangis bila ada rasa kecewa. Rasa cinta bisa merasuk dalam jiwa yang melankolis hingga antagonis. Cinta hadir tidak terduga dan ada juga yang memang telah terencana, cinta bisa hadir pada semua golongan, mulai dari seorang petani hingga petinggi negeri, para akademis maupun politisi bahkan para aktivis dakwah.

Namun para pecinta, harus waspada, karena banyak yang salah menafsirkan makna cinta hingga menyebabkanya terjerumus dalam kenistaan dan kehancuran. Cinta yang menyebabkan manusia pada jurang kehancuran adalah syahwat dunia. Syahwat dunia inilah yang menjadi penghalang seseorang untuk menemukan cinta sejatinya. Allah SWT mengingatkan dalam firmanNya: Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (QS. At taubah : 24). “Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu tapi kau pasti akan mati. Berbuatlah sekehendakmu tapi kau pasti dibalas. Dan cintailah siapapun yang kau mau tapi engkau pasti berpisah dengannya.” (HR. Ath Thabrani).

Cinta bagaikan lautan, sungguh luas dan indah. Ketika kita tersentuh tepinya yang sejuk, ia mengundang untuk melangkah lebih jauh ke tangah, yang penuh tantangan, hempasan dan gelombang bagi siapa saja ingin mengarunginya. Namun carilah cinta yang sejati, di lautan cinta berbiduk takwa berlayarkan iman yang dapat melawan gelombang setan dan hempasan nafsu, Insya Allah kita akan sampai kepada tujuan, cinta yang berlandaskan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. bukan karena bujuk rayu setan, bukan pula karena desakan nafsu yang menggoda.

Bila kelak sahabat merasakan getaran cinta, maka hadapilah, jangan lari dan menghindari rasa itu, karena rasa cinta itu adalah karunia Allah yang sangat indah. Namun tetap harus diingat, jagalah rasa cinta itu, agar tidak ternodai oleh hawa nafsu syahwat yang dapat menghancurkan kemurnian cinta Sahabat2ku, belajarlah mencintai seseorang yang baik menurut 'Syari'at', belajarlah mencintai seseorang yang benar2 mencintai Allah, belajarlah mencintai seseorang yang dipilihkan Allah untuk kita, yang memenuhi kriteria agama Islam, Al Quran & Hadits, belajarlah mencintai seseorang yang bertanggung jawab kepada Allah SWT.

Karena jika kita hanya mencintai fisik yang menawan dan wajah yang rupawan saja, tanpa di iringi dengan keimanan dan cinta yang kuat kepada Allah SWT maka itu bisa jadi sekedar memenuhi 'hawa nafsu hati kita saja', karena belum tentu orang itu bisa membahagiakan kita dunia & akherat, tentu orang seperti itu pun tidak akan membawa berkah bagi keluarga yang akan kita bangun kelak. Cintailah seseorang yang sungguh mencintai Allah dan bertangung jawab karena Allah SWT

Sahabat ღ Selamanya

[ Grab this Headline Animator ]